Guru penggerak merupakan konsep yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional dalam rangka merdeka belajar Bukan tanpa sebab hal itu disampaikan. Mengingat kondisi guru sebelumnya terasa kurang merdeka, disebabkan terlalu banyak administrasi yang membuat fokus terhadap siswa berkurang.
Terdapat beberapa ciri yang melekat pada guru penggerak. Di antara kreatif. Kreatif dalam mengajar. Guru yang miliki ide-ide cemerlang untuk melaksanakan pembelajaran. Hingga munculkan metode dan trik jitu dalam mengajar yang membuat siswa menerima pelajaran dengan rasa bahagia. Menerima pelajaran tanpa beban. Bahkan kedatangan sang guru dinanti para siswa.
Kreatif yang ada pada guru didasarkan karena rasa cinta. Cinta yang ada membuat guru melakukan apa pun untuk kebaikan siswa. Dalam pikiran sang guru, yang terpikir hanyalah bagaimana agar siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan. Harapan besar agar siswanya menjadi anak yang berhasil di kemudian hari.
Ciri lain yang melekat pada guru penggerak itu inovatif dalam pembelajaran. Inovasi ini muncul karena harapan besar guru yang menginginkan para siswa mampu menerima pelajaran yang diberikan. Karenanya inovasi-inovasi diciptakan guru untuk raih harapan tersebut.
Pemelajar merupakan ciri yang harus melekat pada guru penggerak. Pemikiran tentang belajar yang tak pernah terhenti terpatri dalam pikiran sang guru. Hal ini didasarkan prinsip bahwa belajar sepanjang hayat. Prinsip ini menciptakan kekuatan bagi guru untuk terus belajar, belajar dan belajar.
Guru penggerak merupakan guru yang siap meningkatkan kompetensi. Karenanya belajar dan berlatih merupakan suatu yang harus dilakukan seorang guru. Dunia berubah yang membawa perubahan pula bagi kehidupan manusia. Tidak terkecuali dunia pendidikan. Perubahan tersebut dapat diatasi dengan tingkatkan kompetensi diri.
Guru penggerak memiliki kemampuan dalam memahami siswanya. Siswa dengan berbagai karakter dan persoalan yang menderanya, membutuhkan sosok guru yang paham akan dirinya. Hal ini sangat diperlukan. Karena tidak mungkin seorang anak mampu menerima pelajaran dengan baik bila ia terbelit persoalan dalam dirinya.
Guru penggerak itu guru yang miliki keshalihan sosial. Dengan Keshalihan sosial memunculkan sang guru mampu melakukan kolaborasi dengan orang lain.
Ciri-ciri guru penggerak di atas dapat dicapai dengan jalan literasi. Guru penggerak harus miliki kemampuan literasi.
Literasi merupakan suatu yang tak dapat lepas dari hidup seorang guru. Karena literasi (baca tulis) merupakan kegiatan yang dilakukan guru.
Sebagai seorang guru, tentu literasi merupakan keniscayaan yang harus dilakukan. Karena kehidupan guru tak lepas dari literasi. Guru dengan segudang ide tentu perlu mengikat ide tersebut dengan tulisan, agar ide nya tersebut dapat disampaikan kepada anak didiknya secara berkelanjutan.
Terkait literasi, dalam Islam sudah diungkapkan sejak 14 abad yang silam, dengan turunnya ayat pertama yang tertera dalam QS Al Alaq:1-5. Berdasarkan ayat tersebut, literasi merupakan keniscayaan bagi umat Islam.
Di antara ajaran Islam dan sesuai dengan turunnya ayat pertama yaitu membaca dan menulis sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al alaq ayat 1. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa membaca merupakan perintah pertama untuk manusia. Dengan membaca termasuk mengaji al quran dan al hadis, maka dengan sendirinya literasi telah berjalan.
Ayat 1 QS Al Alaq tersebut diakhiri dengan kata “khalak” yang berarti mencipta. Dalam hal ini jelas pesan Allah bahwa umat Islam harus membaca dan menulis bahkan sampai mencipta (berupa karya dari hasil membaca yaitu berupa tulisan atau buku). Berdasarkan hal ini, maka menulis atau menciptakan buku merupakan keniscayaan yang harus dimiliki guru.
Dengan literasi enam ciri guru penggerak dapat dilakukan. Kreatif merupakan kegiatan yang dilakukan karena adanya pemikiran untuk mengubah sesuatu. Perubahan tersebut terjadi karena seseorang memiliki pengetahuan baru tentang hal itu. Pengetahuan tersebut didapat dengan jalan literasi. Seperti yang terdapat pada blog Gurusiana merupakan blog Gurusiana yang sarat dengan informasi. Informasi tersebut terkadang merupakan hal baru bagi seseorang (guru). Dalam blog guru terbesar di Indonesia tersebut terdapat berbagai tulisan termasuk terkait metode dan model pembelajaran. Hal ini terkadang menjadi pengetahuan baru bagi seseorang (guru) yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Literasi pun merupakan jalan memunculkan inovasi bagi guru dalam pembelajaran. Dengan membaca berbagai sumber terkait pembelajaran memberikan ide bagi guru untuk menemukan cara baru untuk diterapkan dalam pembelajaran. Sebagaimana yang tertulis di Gurusiana. Gurusiana merupakan blog guru, tentu banyak tulisan yang membahas terkait metode mengajar yang dilakukan dari berbagai guru di tanah air. Cerita pengalaman mengajar dari berbagai guru tersebut, memunculkan ide untuk ciptakan inovasi inovasi dalam mengajar.
Guru penggerak itu guru pemelajar. Belajar dalam ajaran Islam merupakan kewajiban, sebagaimana sabda Rasulullah SAW
طلب ألم فريضة على كل مسلم
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim”(HR.Ibnu Majah. Lihat Maktabah Syamilah, Sunan Ibnu Majah, Juz.1, hlm.81, No.224).
Belajar dalam Islam itu sepanjang hayat, pun saat menjadi guru. Sebagaimana kata bijak ” Carilah ilmu dari ayunan sampai liang lahat”.
Literasi merupakan bagian dari belajar. Karenanya guru pemelajar tidak dapat dipisahkan dari literasi.
Seorang guru harus meningkatkan kompetensi dirinya. Hal itu dilakukan agar apa yang akan disampaikan kepada anak didiknya selalu berkembang sesuai perkembangan zaman dan tak tertinggal. Karenanya literasi merupakan keniscayaan bagi seorang guru. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, seorang guru perlu melakukan pelatihan atau mengikuti pendidikan lebih lanjut (S2 atau S3).
Dengan literasi, baik berupa membaca, menulis, maupun mencipta yang dilakukan melalui pelatihan atau pendidikan, akan dapat meningkatkan kompetensi.
Literasi (baca tulisan) memberikan banyak manfaat bahkan dapat menggugah rasa seseorang bahkan bagi penulisnya. Rasa untuk berbagi, rasa untuk menghormati, rasa untuk menyayangi dan segudang rasa lainnya. Hal ini diperlukan untuk memahami rasa yang dimiliki siswa. Ketika guru mampu memahami siswa, maka hati siswa akan tersentuh. Sentuhan hati yang dilakukan guru, akan membangkitkan rasa dalam diri siswa. Hal itu akan memunculkan semangat belajar dalam diri siswa. Dalam hal ini, literasi memiliki peran penting. Seperti yang terjadi dalam grup guru. Tulisan-tulisan yang mewarnai grup guru, seringkali merupakan curhatan para guru dan solusi dalam menghadapi berbagai persoalan siswa. Dengan membaca tulisan tersebut, memberikan pengetahuan tentang trik yang mungkin dapat diterapkan pada anak didik di sekolah.
Literasi pun sangat berperan dalam membentuk kesalihan sosial. Salah satu manfaat literasi sebagaimana disebutkan di atas, dapat memunculkan rasa, membuat seorang guru memiliki rasa empati dan simpati dengan teman sejawat. Hal ini tentu akan mampu menerapksn kerjasama atau kolaborasi dengan teman guru lainnya. Kolaborasi merupakan hal penting dalam melakukan perubahan.
Peran penting literasi terlihat pada sikap seorang guru. Sikap guru literat dapat dijadikan teladan bagi para siswanya. Karena seorang literat akan miliki rasa tanggung jawab yang besar terkait apa yang diucapkannya. Ucapan yang disampaikan diikuti oleh perbuatan. Hal ini dilakukan karena tidak berkehendak menjadi munafik yang amat dibenci Allah dengan ancaman neraka. Sebagaimana firman Allah
ان المنافقين في الدرك الأسفل من النار
“Sesungguhnya orang munafik berada di kerak neraka”.
Berdasarkan hal itu, guru literat akan menjadi teladan bagi siswanya. Siswa akan mengikuti apa yang diucapkan sang guru, karena belajar dari apa yang dilihat lebih membekas dalam diri siswa.
Sejatinya Literasi Menjadi Langkah Guru Penggerak
Salam Perindu Literasi
Please follow and like us: