أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار
“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.” (Hadis Munkar atau Matruk terdapat dalam Kitab Tartib Amali Al khamisiyah Lis Syajari, juz.1, hlm.350, No.1234)
Lalu apakah rahmat Allah hanya didapat di sepuluh hari pertama Ramadhan? Demikian, dengan ampunan dan itqun minannar?
Tidak demikian. Karena rahmat Allah terlimpah sepanjang bulan Ramadhan. Terbukti dengan diberikannya pahala yang dapat digapai oleh seseorang di Bulan Ramadhan. Pahala tersebut didapat dengan dilakukan perbuatan-perbuatan yang berpahala. Seperti sunah menyegerakan berbuka, sunah mengakhirkan sahur, dapat melaksanakan Tarawih, dapat mengejar Lailatul Qadar, dapat melakukan shalat idul Fitri, lebih utama dalam melakukan sedekah, lebih utama melakukan umrah hingga bernilai haji. Amalan tersebut tentu dengan pahala yang istimewa, hanya berlaku pada Bulan Ramadhan. Hal ini merupakan rahmat Allah untuk manusia beriman.
Ampunan dari Allah akan diperoleh seorang hamba sepanjang Ramadhan. Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari. Lihat Maktabah Syamilah, Sahih Al Bukhari, juz.1, hlm.16, No.38. Lihat Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Ibnu Majah, Sunan At Turmudzi, Sunan Nasai, Sahih Ibnu Khuzaimah, dan Sahih Ibnu Hibban).
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat.”(HR.Bukhari. Lihat Maktabah Syamilah, Sahih Al Bukhari, juz. 1, hlm.16, No.37. Lihat Sahih Muslim, juz.1, hlm.523, No.759. Lihat Sunan Abu Daud, Sunan At Turmudzi, Sunan An Nasa’i, Sahih Ibnu Hibban, As Sunan Al Kubra Lil Baihaki, Musnad Ahmad, dan Muwatha Malik).
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”(HR. Bukhari. Lihat Maktabah Syamilah Sahih Al Bukhari, juz.3, hlm.26, No.1901. Lihat Musnad Al Bazzar, dab Sunan An Nasa’i).
Berdasarkan hadis-hadis di atas, jelas ampunan didapat sepanjang Ramadhan.
Kemudian Itqan minan nar atau terbebas dari panasnya api neraka akan diperoleh setelah seseorang mendapatkan rahmah dan magfirah. Maksudnya, ketika seseorang telah melakukan amalan baik di Bulan Ramadhan hingga memperoleh pahala yang berlipat ganda, kemudian dia akan dapatkan ampunan karena amalan tersebut, dan pada akhirnya akan terbebas dari api neraka.
Adanya fase tersebut dibuat oleh ulama mungkin untuk memotivasi agar semangat untuk melakukan amalan-amalan yang terdapat di Bulan Ramadhan. Selain itu, memang ada amalan yang dilakukan dan lebih ditekankan pada sepuluh hari terakhir.
Berdasarkan paparan di atas, hendaknya rahmah, magfirah dan itqun minan nar tidak didasarkan pada hadis Munkar atau Matruk di atas. Karena hadis Munkar atau Matruk mendekati hadis Maudhu atau palsu. Terkait tiga fase Ramadhan tersebut hendaknya didasarkan pada hadis yang sahih atau hasan (seperti hadis Bukhari), hingga dapat dijadikan dalil atau dasar. Tidak pula jatuh pada ancaman membuat hadis palsu
من كذب علي متعمدا فليتبوا مقعده من النار
“Siapa yg berdusta dg sengaja atas namaku (menyatakan hadis padahal bukan hadits), maka akan ditempatkan di neraka” (HR. Muslim, Maktabah Syamilah, Sahih Muslim, juz.1, hlm.10, No.3. Lihat Sahih Al Bukhari, Sunan Ad Darimi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Sunan At Turmudzi, Musnad Al Bazzar, Sunan An Nasa’i, dan Musnad Abu Ya’la).
Sejatinya Rahmah, Magfirah dan dan Itqun Minan Nar Didapat Sepanjang Ramadhan.
Salam Perindu Literasi
Please follow and like us: