JAKARTA, STAIHAS.AC.ID — STAI Haji Agus Salim Cikarang kembali menggelar wisuda pada tahun ini. Sebanyak 138 wisudawan, terdiri dari 108 orang dari Prodi PAI dan 30 orang dari Prodi HES, resmi dilantik sebagai Sarjana Pendidikan (PAI) dan Sarjana Hukum (HES) pada angkatan ketujuh ini di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (19/2/2020).
Turut hadir dalam acara ini Ketua STAI Haji Agus Salim Dr. Karyoto Wiro Santoso, M.Pd.I., Ketua Yayasan STAI Haji Agus Salim Drs. Solihin Sari, M.Si., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. Mahmud, M.Si., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Shobirin, S.Ag., M.Si., perwakilan dari Bupati Kabupaten Bekasi, serta para anggota senator dan unsur pimpinan di lingkungan STAI Haji Agus Salim.
Dalam sambutannya, Ketua mengucapkan selamat atas diwisudanya para wisudawan dan wisudawati STAI Haji Agus Salim angkatan ketujuh ini.
“Dan saya atas nama pimpinan STAI Haji Agus Salim mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada para wali wisudawan dan wisudawati yang telah mendorong dan memotivasi semua putra dan putrinya dalam rangka menyelesaikan program pendidikan di STAI Haji Agus Salim,” ungkap Ketua.
Ketua juga berharap para wisudawan dan wisudawati bisa menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, produktif dan bertakwa kepada Allah SWT serta bisa menjaga nama baik diri sendiri, keluarga serta institusi. Sebab, menurutnya, jika ada hal yang tidak baik terjadi di masyarakat, masyarakat–setidaknya–akan melihat dari mana latar belakang pendidikan yang ditempuh.
“Anda nanti sebagai sarjana akan menjadi rujukan semua lapisan masyarakat mengenai persoalan-persoalan yang ada. Apalagi fungsi Anda nanti sebagai pendidik di tengah-tengah masyarakat, secara otomatis bahwa Anda itu semuanya akan menjadi sorotan seluruh masyarakat yang di sekitarnya,” tutur Ketua.
Selain itu, Ketua menyampaikan, saat ini STAI Haji Agus Salim sedang dalam proses perubahan status kelembagaan dari sekolah tinggi menjadi institut serta berencana menambah dua program studi, yaitu Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam dan Pendidikan Guru Bimbingan Konseling Islam.
“Insya Allah, mudah-mudahan Bapak dan Ibu
semuanya bisa mendukung dan mendoakan bahwa program kami ini akan terlaksana,”
harap Ketua.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua
Yayasan STAI Haji Agus Salim, Solihin Sari, berpesan kepada para wisudawan
untuk terus belajar dan mencari ilmu walaupun masa pendidikan di STAI Haji Agus
Salim telah selesai.
“Karena ilmu tidak ada batas untuk kita kejar,” ungkap mantan Wakil Bupati Kabupaten Bekasi ini. “Mudah-mudahan, semua ilmu yang diperoleh di STAI Haji Agus Salim menjadi bermanfaat,” harap Solihin.
Dalam orasi ilmiahnya, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Mahmud mengucapkan selamat atas diwisudanya para wisudawan STAI Haji Agus Salim Cikarang.
“Mudah-mudahan kesarjanaan yang Anda miliki ini betul-betul menjadi modal untuk Saudara bisa mengabdi di negeri yang kita cintai ini,” ujar Prof. Mahmud.
Prof. Mahmud menuturkan, untuk menjadi orang yang sukses, upaya yang dilakukan perlu dilalui dengan usaha dan kerja keras, tanpa memandang status sosial apapun.
“Jadi jangan pernah berkata, ‘Saya mah terlahir dari keluarga A (miskin).’ Tidak mungkin begitu. Tidak ada cerita tidak bisa,” kata Prof. Mahmud, yang juga Koordinator PTKIS Wilayah II Jawa Barat dan Banten ini.
Selain itu, Prof. Mahmud juga berpesan kepada para wisudawan untuk menciptakan profesionalisme dalam bidang pekerjaan yang digeluti nanti. “Kalau sarjana PAI, Saudara harus jadi tokoh pendidikan Islam yang betul-betul hasil kerjanya itu memuaskan semua,” katanya.
Tentunya, menurut Prof. Mahmud, hal itu dibutuhkan kompetensi dan kreativitas agar ilmu yang disampaikan bisa sesuai dengan kebutuhan saat ini.
“Jadi, kalo sarjana PAI, harus kompeten di bidangnya. Mampu, di antaranya, bagaimana PAI, yang sumbernya Al-Quran dan hadis, bisa menjadi referensi yang dibutuhkan saat ini,” ungkap Prof. Mahmud.
Mengutip dari beberapa ayat Al-Quran, Prof. Mahmud mengatakan, di era kecanggihan teknologi saat ini, seorang sarjana PAI, misalnya, harus mampu mengaktualisasikan sumber-sumber ayat Al-Quran tersebut dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu, diperlukan profesionalitas, kompetensi, kreativitas, kolaborasi serta komunikasi yang baik.
“Oleh karena itu, saya titip ini pada sarjana-sarjana yang baru selesai, aktualisasikan apa yang ada pada Saudara,” kata Rektor kelahiran Bekasi, 10 April 1962 ini.
Please follow and like us: