RUANG
LITBANG, STAIHAS.AC.ID—Untuk
menjadi agent of change (agen perubahan)
perlu adanya motivasi, keinginan yang kuat serta mengubah pola pikir dari
hal-hal yang biasa. Bagi mahasiswa, salah satu sarananya adalah dengan lebih
aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan.
“Bagaimana mungkin bisa jadi agen
perubahan kalau kita tidak mau menempa dan melatih diri. Dan salah satu
sarananya adalah dengan lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan,”
ungkap dosen STAI Haji Agus Salim, Ahmad Yan Muharis, selaku pemateri, dalam
Coaching Leadership Class di Ruang Litbang, STAI Haji Agus Salim, Jumat
(6/3/2020).
Dalam paparannya, Yan merumuskan beberapa persoalan yang ada dalam tubuh organisasi kemahasiswaan dan dalam diri sebagian mahasiswa. Di antaranya adalah kurangnya peran aktif mahasiswa, masalah rangkap jabatan dalam organisasi kemahasiswaan, kurangnya tanggung jawab mahasiswa, kurangnya mahasiswa berpikir kritis, bagaimana cara mengatur waktu yang baik serta kurangnya minat dan motivasi mahasiswa untuk lebih aktif dan berkembang.
Yan berharap makin banyak mahasiswa
yang ikut bergabung dalam organisasi kemahasiswaan. Sebab, menurut Yan,
organisasi kemahasiswaan bisa membangun mahasiswa menjadi lebih aktif dan
berkembang.
“Karena pasti di organisasi kemahasiswaan itu diajarkan bagaimana mengelola kegiatan dan berinteraksi dengan banyak orang,” papar Yan kepada belasan peserta yang hadir.
Yan mengatakan, untuk membangun minat dan motivasi mahasiswa, para pengurus organisasi kemahasiswaan diharapkan mampu membuat beragam kegiatan yang menarik. “PR ke depan, bagaimana caranya lembaga-lembaga kemahasiswaan ini bisa menarik mahasiswa yang lain. Ini PR untuk para pengurus,” katanya.
Untuk lebih menghidupkan suasana
kelas, Yan mengajak para peserta untuk membuat sebuah gambar pemandangan. Dan hasilnya
sama: semua menggambar dua gunung, lengkap dengan matahari di tengah-tengah
gunung, sawah, rumah dan jalanan. Gambar tersebut merupakan karakter gambar
ikonik anak-anak TK dan SD saat diperintah guru untuk menggambar pemandangan. Hal
itu, kata Yan, mencerminkan bahwa kebanyakan orang Indonesia cara berpikirnya
seragam.
“Mahasiswa itu harus open minded—buka pikiran—keluar dari
kebiasaan-kebiasaan nalar yang umum,” kata Yan.
Berbicara tentang kepemimpinan, Yan memberikan pertanyaan tentang perbedaan antara pemimpin dan presiden. Yan mengatakan, pemimpin itu adalah sifat, dan presiden itu adalah jabatan.
“Kita mungkin jauh untuk jadi seorang
presiden. Tapi yang paling dekat kita bisa jadi pemimpin. Pemimpin rumah tangga,
misalnya,” kata Yan.
Ciri seorang pemimpin, kata Yan, salah
satunya adalah harus menarik. “Jadi yang namanya menarik itu enggak ada hubungannya dengan penampilan
secara fisik. Karena kita bisa pastikan ada banyak pemimpin yang secara fisik biasa
saja, tapi diikuti dan ditaati banyak orang,” ujarnya.
Mengutip hadis nabi, Yan mengatakan, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. “Berarti logika terbaliknya adalah seburuk-buruknya orang adalah yang tidak bermanfaat untuk orang lain,” ujarnya.
Yan berharap kegiatan ini akan terus
diadakan dan bisa menjadi salah satu wadah untuk membangun motivasi dan minat
mahasiswa untuk lebih aktif dan berkembang.
“Jadi setelah keluar dari acara ini,
ada perubahan dari cara berpikir kalian, mengajak yang lain untuk berpikir hal
yang sama bahwa menjadi agen perubahan itu harus berproses dengan baik, dan
dimulai dari punya keinginan dan motivasi yang kuat untuk melakukan perubahan,”
ungkap Yan.
Daan Dini Khairunida, dosen STAI Haji
Agus Salim, yang juga salah satu penggagas kegiatan ini, berharap kegiatan ini
bisa terus berkelanjutan. “Jadi kita berharap kelas ini akan terus continue,” ungkap Daan.
Daan mengatakan, target jangka pendek
dalam kegiatan ini bisa melahirkan calon-calon pemimpin dalam kaderisasi
kepemimpinan organisasi kemahasiswaan. “Target jangka panjangnya bisa mengajak
mahasiswa untuk lebih aktif dalam berbagai kegiatan kampus,” ungkap Daan.
Untuk diketahui, Coaching Leadership
Class merupakan kegiatan perdana yang diadakan STAI Haji Agus Salim. Kegiatan ini
bertujuan untuk melahirkan generasi mahasiswa STAI Haji Agus Salim yang kritis
terhadap situasi lingkungan kampus dan menjadi langkah awal dalam melahirkan
pemimpin-pemimpin di Indonesia di masa depan.
Please follow and like us: