Cikarang – Terkait bulan Rajab telebih fadilahnya, banyak hadis tentang itu. Aku mencoba untuk mengumpulkan hadis-hadis tersebut. Bukan tanpa sebab hal ini kulakukan. Pasalnya aku pernah membaca artikel bahwa banyak hadis palsu atau maudlu yang beredar di masyarakat terkait keutamaan Bulan Rajab.
Setelah terkumpul beberapa hadis, aku mencoba untuk mengecek kebenaran hadis tersebut dengan menggunakan aplikasi Maktabah Syamilah. Maktabah Syamilah merupakan aplikasi untuk mengetahui apakah suatu pernyataan itu hadis atau bukan. Ketika pernyataan tersebut terdapat dalam Maktabah Syamilah, maka benarlah itu hadis. Sebaliknya ketika tidak ditemukan, maka sudah dapat ditetapkan bahwa hal itu bukan hadis. Bukan tanpa sebab hal ini kulakukan. Dilakukan hal tersebut agar ibadah (puasa Rajab) yang dilakukan memiliki dasar yang benar, yaitu tidak mendasarkan pada hadis palsu atau maudlu. Karena hadis palsu tidak dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan ibadah.
Kebetulan aku memiliki aplikasi Maktabah Syamilah, hingga membuat mudah untuk melaksanakan pengecekan terhadap suatu kalimat tersebut hadis atau bukan. Di antara hadis palsu atau maudlu terkait Rajab adalah:
Pertama,
رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتى. فمن صام من رجب يومين. فله من الأجر ضعفان, ووزن كل ضعف مثل جبال الدنيا, ثم ذكر أجر من صام أربعة أيام, ومن صام ستة أيام, ثم سبعة أيام ثم ثمانية أيام, ثم هكذا: إلى خمسة عشر يوما منه.
“Rajab adalah bulan Allah, Syaban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu
alaihi wa Sallam), sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia, kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari, dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari
Kedua,
إن شهر رجب شهر عظيم. من صام منه يوما كتب له صوم ألف سنة
“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan tersebut berarti sama nilainya dia berpuasa seribu tahun-dan seterusnya
Ketiga,
من صام يوما من رجب, عدل صيام شهر
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab satu hari sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh dan seterusnya”.
Keempat,
من أحيا ليلة من رجب, وصام يوما. أطعمه الله من ثمار الجنة
“Barang siapa yang menghidupkan satu malam bulan Rajab dan berpuasa di siang harinya, Allah Ta`ala akan memberinya makanan dari buah buahan sorga- dan seterusnya.”
Kelima,
أكثروا من الاستغفار فى شهر رجب. فإن لله فى كل ساعة منه عتقاء من النار, وإن لله لا يدخلها إلا من صام رجب
“Perbanyaklah Istighfar di bulan Rajab. Sesungguhnya Allah Taala membebaskan hamba hambanya setiap sa
at di bulan itu, dan Sesungguhnya Allah Ta`ala mempunyai kota kota di Jannah-Nya yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang yang berpuasa di bulan itu.
Keenam,
صَومُ أَوّلِ يَومٍ مِن رَجَبٍ كَفّارَةُ ثَلاثِ سِنِيْنَ ، وَالثّانِي كَفّارةُ سَنَتَيْنِ ،والثّالِثُ كَفّارةُ سَنَة ثُمّ كُلّ يومٍ شهْراً.
“Berpuasa pada hari pertama bulan Rajab sebagai kaffarah (penebus dosa) selama tiga tahun, pada hari kedua sebagai kaffarah selama dua tahun, dan pada hari ketiga sebagai kaffarah selama setahun, kemudian setiap harinya sebagai kaffarah selama sebulan.”
Ketujuh,
مَن صامَ يوماً مِن رَجَبٍ وصَلّى فِيهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي أوّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرّةٍ آيةَ الْكُرسِي، وَفِي الرّكْعةِ الثّانِيَةِ قُل هُو الله أحَدٌ مِائَةَ مَرّةٍ لَمْ يَمُتْ حَتّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِن الْجَنّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.
“Barangsiapa yang berpuasa sehari pada bulan Rajab, dan shalat empat rakaat yang pada rakaat pertama membaca ayat kursi sebanyak seratus kali, kemudian pada rakaat kedua membaca ‘qul huwallahu ahad’ seratus kali, maka tidaklah dia meninggal sampai dia melihat tempat duduknya di al-jannah atau diperlihatkan kepadanya.”
Terdapat beberapa hadis Dhaif (lemah), yaitu :
Pertama,
كَانَ النّبِي صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَجَب قال : اللّهُمّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ.
“Adalah Nabi ketika memasuki bulan Rajab, beliau berdo’a: اللّهُمّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ(Lihat Maktabah Syamilah,Syu’banul Iman, juz.5, hlm.348, No. 3534)
Kedua,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْرًا يُقَالُ لَهُ: رَجَبٌ، أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْمًا سَقَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ “
“Sesungguhnya di al-jannah (surga) itu ada sebuah sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu, dan rasanya lebih manis daripada madu, barangsiapa yang berpuasa sehari pada bulan Rajab, Allah ta’ala akan memberi minum kepadanya dari sungai tersebut.”)Hadis Dhaif. Lihat Maktabah Syamilah, Fadhaiul Awqt Lil Baihaki, juz. 1, hlm. 90, No. 8)
Ketiga,
مَن صامَ يوماً مِن رجب كانَ كَصِيامِ سَنةٍ، ومن صام سَبعةَ أيّامٍ غُلِّقَتْ عَنهُ أبوابُ جَهَنّمَ ومَن صامَ ثَمانِيةَ أيّامٍ فُتِحَتْ لَه ثَمَانِيةُ أبوابِ الْجَنّةِ وَمن صامَ عَشْرَةَ أيّامٍ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ شيئاً إلاّ أعطاهُ اللهُ ومَن صامَ خَمسةَ عَشَرَ يوماً نَادى مُنادٍ فِي السّماءِ قَدْ غُفِرَ لَكَ مَا سَلَفَ.
“Barangsiapa yang berpuasa sehari pada bulan Rajab, maka dia akan mendapatkan pahala seperti berpuasa selama setahun, barangsiapa yang berpuasa selama tujuh hari, pintu-pintu jahannah akan tertutup darinya, barangsiapa yang berpuasa selama delapan hari, maka delapan pintu al-jannah akan terbuka untuknya, barangsiapa yang berpuasa selama sepuluh hari, maka tidaklah dia memohon sesuatu kepada Allah kecuali pasti Allah beri, dan barangsiapa yang berpuasa selama 15 hari, maka ada penyeru dari langit yang akan memanggil dia: sungguh dosa-dosamu yang telah lalu telah terampuni.(Dhaif. Lihat Maktabah Syamilah, Fadlaiulul Awqat Lil Baihaki, juz. 1, hlm. 92, No. 9)
Terhadap hadis maudhu atau palsu, tidak layak dijadikan sumber. Sementara untuk hadis dhaif, terdapat pendapat ulama membolehkan bersumber padanya.
Paparan di atas dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa pelaksanaan puasa Rajab tidak disandarkan pada hadis palsu. Namun pelaksanaannya disandarkan pada QS At Taubah 36 yang menyatakan bahwa Allah memuliakan 4 bulan haram, termasuk Rajab di dalamnya. Allah muliakan bulan haram, tentu ada keistimewaannya. Namun hendaknya pelaksanaan puasa atau ibadah lainnya tidak hanya dilaksanakan hanya pada bulan Rajab atau haram tersebut. Selain itu dasar pelaksanaan Puasa Rajab disandarkan pada tidak ada larangan puasa di Bulan Rajab. Karena larangan puasa ditetapkan pada dua hari raya dan tiga hari Tasyrik.
Terhadap hadis dhaif, masih dapat digunakan, namun hanya sebagai motivasi diri dan tidak mengultuskan bulan tertentu untuk melakukan ibadah. Karena salat, puasa, zikir dan membaca alquran bukan merupakan ibadah yang hanya dilakukan pada waktu tertentu, namun sepanjang waktu selama tidak ada larangan.
Sejatinya Mengetahui Dasar dalam Melaksanakan Ibadah Merupakan Keniscayaan.
Salam Perindu Literasi