Hari raya atau idul fitri merupakan hari yang ditunggu oleh segenap umat Islam di seluruh dunia. Tak terkecuali umat Islam Indonesia. Persiapan menyambut kedatangan hari paling dinanti, begitu semarak. Dari mempersiapkan pakaian, membuat makanan khas daerah masing-masing sampai bersih-bersih rumah dilakukan.
Bagi perantau, mereka rela berdesak-desakan bahkan bermacet ria di jalan. Lapar dan dahaga pasti dirasakan. Bahkan lelah tak dapat dihindari. Namun semua itu dilakukan demi dapat berkumpul dengan keluarga tercinta di kampung halaman pada saat hari raya tiba.
Sebenarnya apa makna sesungguhnya dari idul fitri?Kalimat idul fitri terangkai dari dua kata yaitu ied dan alfitri. Ied artinya kembali sedang fitri artinya suci. Jadi idul fitri bermakna kembali suci.
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًالِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ ۖ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (المائدة:114)”
Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama” (Al-Maidah:114).
Kembali suci maksudnya saat ramadan dengan iman dan harapan menjalankan puasa, terampunkan dosa. Hal ini yang kemudian menjadikan seseorang suci tanpa dosa laksana bayi yang baru lahir. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
كل مولود يولد على الفطرة
“Setiap anak lahir dalam keadaan suci…”.(HR Bukhari. Lihat Maktabah Syamilah, Sahih Al Bukhari, Juz. 2, hlm.100, No. 1385).
Ramadan merupakan bulan latihan segala amal baik, seperti puasa, zakat, sedekah, shalat malam baik Tarawih, Tahajud maupun Witir, membaca al qur’an, menjaga hati, sabar dan menahan hawa nafsu.Saatnya idul fitri merupakan waktu pembuktian dari pelatihan yang dilakukan selama satu bulan. Hingga perbuatan baik yang dilakukakan pada saat Ramadan dapat dilakukan pula di bulan selanjutnya, hingga tujuan dari puasa dapat melekat dalam diri yaitu takwa.
Mempersiapkan segala sesuatu terkait idul fitri merupakan suatu hal yang boleh, namun memgimplementasikan hasil latihan selama Ramadan merupakan bukti tercapainya takwa sebagaimana yang diungkapkan dalam QS al Baqarah: 183. Selain itu ada pula kalimat bijak yang mengungkapkan
ليس العيد بلبس الجديد ولكن العيد بطاعة تزيد
“Bukanlah dikatakan id dengan gunakan pakaian baru, namun id adalah ketika taat seseorang bertambah”.Sejatinya Melanjutkan Kebaikan yang Dilakukan Saat Ramadan Merupakan Keniscayaan.
Salam Perindu Literasi